banner 728x250

Rujak Serut Aceh Mami Cut, Kuliner Ramadan Khas Aceh yang Cocok Sebagai Menu Diet

banner 120x600
banner 468x60

ACEH NEWS – Menu berbuka puasa identik dengan panganan manis nan segar.

Berbeda dengan menu berbuka pada umumnya, ada menu berbuka khas Aceh yaitu Rujak Serut Aceh Mami Cut yang memiliki ciri khas turun-temurun.

banner 325x300

Rujak Serut Aceh Mami Cut yang terletak di Jalan Jermal XVII No. 11 ini menjadi buruan sebagai kuliner berbuka pilihan warga Medan yang ingin merasakan sensasi berbuka dengan varian manis dan asam yang segar.

Pemilik Rujak Serut Aceh Mami Cut, Cut Lindawati membuka usaha kuliner khas Aceh ini sejak tahun 2017.

Ia menuturkan bahwa ia membuka usaha ini untuk mempertahankan kuliner khas aceh di kota Medan.

“Kita buka usaha Rujak Serut ini juga untuk mempertahankan kuliner segar khas Aceh. Dari dulu sebelum bergelut penjualan secara online juga rutin menerima orderan besar untuk pesta,” ungkap Cut, Sabtu (9/4/2020).

Ibu dua anak ini mengungkapkan bahwa kuliner berbuka khas aceh ini juga cocok sebagai menu berbuka dan diet ataupun asupan dari buah ketika sudah menjalani puasa seharian.

Paduan antara rasa manis dan asam dari buah-buahan segar sangat pas dikonsumsi setelah berbuka.

“Rujak serut ini juga cocok untuk orang diet. Banyak sekarang yang suruh makan buah tapi malas untuk potong. Selain itu untuk menu berbuka juga pas karena menyajikan perpaduan rasa manis dan asam yang segar. Cocok untuk berbuka puasa, tapi ada baiknya isi dulu perut sebelum makan rujak ini,” tuturnya.

 

baca juga:Kontak Senjata 45 Menit, Pimpinan KKB Aceh Nasir Agung Tewas, 3 Senjata AK & 400 Peluru Disita

 

Rujak Serut Aceh Mami Cut ini memiliki kekhasan dengan memadukan sayur dan buah dengan mencampurkan gula murni sebagai pengawet alami rujak serut miliknya.

“Rujak serut buah ini sangat variatif ada buah dan sayur. Buahnya itu anak nanas, bengkoang, timun, wortel, dan kuini yang menjadi ciri khasnya. Kalau ibu pakai gula asli murni karena kualitas ibu jaga. Karena gula ini kan untuk mengawetkan. Jadi harus terasa,” terang Cut.

Rujak Serut Aceh Mami Cut ini dikemas dalam bentuk frozen. Hal ini dapat menjaga agar rujak serut ini tidak basi dan dapat bertahan lama.

Bagi Cut, rujak khas Aceh ini berada pada campuran buah kuini. Ia mengungkapkan bahwa kuini ini harus terasa agar membedakan dengan rujak pada umumnya.

“Komponen paling penting itu terletak di buah kuini. Buah kuini ini wajib banyak agar terasa khasnya, kalau tidak akan sama dengan rujak lainnya. Selain itu kita juga memiliki pilihan untuk menggunakan cabe, kalau ibu pakai cabe rawit,” kata Cut.

Proses pembuatan rujak serut Aceh ini menghabiskan waktu sekitar 2-3 jam dalam sekali proses pembuatan.

Rujak serut Aceh buatan Cut ini sudah terkenal di daerah lingkungannya. Ia mengungkapkan bahwa kekhasan Rujak Aceh miliknya ini sudah menjadi resep keluarga.

“Resep rujak serut khas Aceh ini dari resep keluarga. Karena kakak ipar saya juga yang paling rajin buat. Dia kalau setiap ada acara juga buat. Jadi memang dari keluarga kalau bulan Ramadan apalagi mau lebaran juga rutin buat rujak ini,” tuturnya

Proses pembuatan rujak serut Aceh ini menghabiskan waktu sekitar 2-3 jam dalam sekali proses pembuatan.

Rujak serut Aceh buatan Cut ini sudah terkenal di daerah lingkungannya. Ia mengungkapkan bahwa kekhasan Rujak Aceh miliknya ini sudah menjadi resep keluarga.

“Resep rujak serut khas Aceh ini dari resep keluarga. Karena kakak ipar saya juga yang paling rajin buat. Dia kalau setiap ada acara juga buat. Jadi memang dari keluarga kalau bulan Ramadan apalagi mau lebaran juga rutin buat rujak ini,” tuturnya.

Cut menuturkan bahwa selama bulan Ramadan ini pendapatan cukup meningkat dibanding hari biasa selain orderan pesta. Rujak Serut Aceh Mami Cut ini dijual dengan empat ukuran yaitu ukuran 300ml, 500ml, 800ml dan 1000ml dengan rentang harga Rp 10 ribu hingga Rp 30ribuan.

Cut menjelaskan bahwa pelanggan tetapnya ini menyukai rujak buatannya lantaran kualitas rujak yang menggunakan gula asli tanpa pemanis buatan. Ia mengungkapkan bahwa jika tidak ada kuini iya tidak akan proses karena kuini ini yang menjadi ciri khas penting di rujak serut.

“Ibu tidak pernah pakai pemanis buatan. Jadi memang pelanggan tetap kita sudah tahu kualitas dari rujak serut ini. Karena kuini harga lagi mahal tetap ibu cari. Karena itu yang menjadi ciri khasnya. Kalau tidak ada kuini kita tidak berjualan lah istilahnya,” jelas Cut.

Berjualan Rujak di tengah pandemi bagi Cut tidak terlalu merasakan dampak signifikan, karena ia berjualan secara online. Hal ini memudahkan ia memasarkan hasil jualannya kepada masyarakat melalui sistem online.

Selama Ramadan ini, Cut juga berbagi rezeki dengan membagikan bubur gratis tiap sore selama bulan Ramadan.

“Selama bulan Ramadan kita juga membagikan bubur gratis. Kalau Senin-Jumat kita membagikan bubur khas Aceh seperti Kanji Rumbi dan Sabtu-Minggu kita bagikan bubur manis seperti kacang hijau. Ya kita berbagi rezeki sedikit dari hasil penjualan ini,” pungkas Cut.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *