Jakarta, 7 Mei 2025 — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah pada perdagangan Selasa pagi. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup di level Rp15.850 per USD, melemah 0,4% dibanding penutupan sebelumnya.
Pelemahan rupiah terjadi seiring menguatnya indeks dolar AS yang menembus angka 104,5 setelah rilis data tenaga kerja AS menunjukkan pasar tenaga kerja yang masih solid, memperkuat ekspektasi bahwa The Fed belum akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat.
Ekonom valas dari Bank Permata, Lanny Wijaya, menjelaskan bahwa tekanan terhadap rupiah lebih disebabkan oleh faktor eksternal. “Kondisi global yang belum stabil, termasuk ketegangan geopolitik dan kekhawatiran perlambatan ekonomi di China, mendorong pelaku pasar mencari aset safe haven seperti dolar AS,” ujarnya.
Di dalam negeri, Bank Indonesia diperkirakan akan tetap mempertahankan suku bunga acuan untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan mengendalikan inflasi. Intervensi di pasar valas juga terus dilakukan untuk menahan volatilitas berlebih.
Sementara itu, mata uang regional seperti baht Thailand dan ringgit Malaysia juga mengalami tekanan yang sama terhadap dolar, menunjukkan bahwa pelemahan ini bersifat regional.
Pelaku pasar dan pelaku usaha diimbau untuk tetap waspada terhadap fluktuasi nilai tukar, terutama yang berkaitan dengan impor barang dan jasa. Beberapa eksportir justru mengambil peluang dari pelemahan rupiah untuk meningkatkan volume penjualan ke luar negeri.