Jakarta, 7 Mei 2025 — Bank-bank besar di Indonesia mulai menaikkan suku bunga deposito berjangka menyusul tren penurunan inflasi dan stabilnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Kenaikan bunga ini mendorong minat masyarakat terhadap produk simpanan berisiko rendah seperti deposito.
Berdasarkan data terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rata-rata suku bunga deposito tenor 12 bulan kini berada di kisaran 5,25% hingga 6,5% per tahun, tergantung kebijakan masing-masing bank. Beberapa bank digital bahkan menawarkan bunga di atas 7% untuk menarik nasabah baru.
Ekonom perbankan, Dwi Putra Nugraha, menilai kenaikan bunga deposito merupakan strategi bank untuk menjaga likuiditas dan menarik dana masyarakat di tengah ketatnya kompetisi antar lembaga keuangan. “Deposito kembali dilirik karena risikonya rendah dan imbal hasilnya kini cukup menarik dibandingkan beberapa bulan lalu,” ujarnya.
Nasabah, terutama dari kalangan pensiunan dan investor konservatif, mulai memindahkan sebagian dana dari instrumen berisiko tinggi ke deposito. “Saya merasa lebih aman menaruh dana di deposito sekarang karena bunganya sudah naik,” kata Lestari (58), seorang nasabah bank swasta di Jakarta.
Namun, Dwi mengingatkan agar nasabah tetap memperhatikan aspek seperti pajak bunga, penalti pencairan sebelum jatuh tempo, dan tingkat inflasi. “Jika inflasi lebih tinggi dari bunga deposito, maka nilai riil simpanan tetap bisa tergerus,” jelasnya.
Dengan naiknya bunga deposito, sektor perbankan diperkirakan akan semakin aktif bersaing menawarkan produk simpanan yang menarik di semester kedua 2025 ini.